Sifat Orang Jepang :
1. Orang Jepang menghargai jasa orang lain.
Hal ini dibuktikan dengan ringannya mereka dalam mengatakan arigatoo (terima
kasih) ketika mendapat bantuan orang lain dan tidak mengatidakp remeh jerih
payah orang lain meskipun bantuan itu tidak seberapa.
2. Orang Jepang menghargai hasil
pekerjaan orang lain, dilambangkan dengan ucapan otsukaresamadeshita (maaf,
Anda telah bersusah payah).
3. Perlunya setiap orang harus
berusaha, dilambangkan dengan ucapan ganbatte kudasai (berusahalah!).
4. Orang Jepang punya semangat yang
tidak pernah luntur, tahan banting, dan tidak mau menyerah oleh keadaan yang
terkenal dengan semangat bushido (semangat kesatria). Pada dasarnya, semangat
Jepang sangat dipengaruhi oleh semangat bushido yang sangat asketik,
berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam
kehidupan.
5. Jepang adalah bangsa yang sangat
menghargai tradisi dan memegang teguh kebudayaan yang telah diwariskan oleh
pendahulunya.
Kehausan yang tak pernah puas akan pengetahuan. Dalam arti bangsa Jepang tidak akan pernah puas atas ilmu yang telah mereka dapatkan. Mereka berusaha untuk mencari ilmu baru yang belum mereka kuasai.
Kehausan yang tak pernah puas akan pengetahuan. Dalam arti bangsa Jepang tidak akan pernah puas atas ilmu yang telah mereka dapatkan. Mereka berusaha untuk mencari ilmu baru yang belum mereka kuasai.
7. Perasaan tentang 4 Musim (Orang
Jepang amat sangat memperhatikan musim dan menggunakan segala yang terbaik dari
musim itu untuk dinikmati)
8. Ramah,meskipun ada sedikit perasaan
diskriminasi, pasti tidak dikeluarkan
9. Kebudayaan makanan yang beragam
(Karena ada berbagai musim, maka jenis makanan juga beragam dan INDAH)
10. Tata Krama (sugoi… hebat memang
semua ada tata kramanya)
11. Tahu balas budi (girigatai). Jadi
orang Jepang pasti akan membalas kebaikan yang diterima dan tidak akan lupa
(Loyal). sekali dibaiki orang tidak akan melupakan orang itu.
12. Perhatian
13. Merasa sayang untuk membuang
barang. Jadi pasti akan memikirkan apalagi yang bisa dibuat dari bahan
yang dibuang itu - ini bagus untuk lingkunganya
14. Mendetil memperhatikan hal yang
kecil-kecil termasuk mengucapkan terima kasih berkali-kali pada waktu bertemu.
15. Mengekspresikan sesuatu tidak
langsung (ambigu)
16. Percaya / di percaya
17. Mengetahui sense / rasa dengan detil
18. Elegan / Anggun
19. Manner waktu makan bagus.
20. Punya budaya baca yang keren dan
patut ditiru. Jangan kaget kalau kalian datang ke Jepang dan masuk ke densha
(kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa
sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang
memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.
21. Malu adalah budaya leluhur dan turun
temurun bangsa Jepang. Contoh banyak mentri, politikus, dan sebagainya, akan relah
“mengundurkan diri” kalau ketahuan korupsi atau merasa gagal menjalankan
tugasnya. Efek negatifnya mungkin ke anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri,
karena nilainya jelek atau etidakk naik kelas. Mereka malu terhadap
lingkungannya apabila mereka melatidakr peraturan ataupun norma yang sudah
menjadi kesepakatan umum.
22. Hidup hemat. Orang Jepang punya
sikap anti konsumerisme.
23. Suka kerjasama. Orang Jepang dari
pada hidup individual,, mereka lebih senang bekerja sama. Mereka tidak ingin
menonjol sendirian,,
24. Taat peraturan. Contoh peratutan
lalu lintas adalah suatu contoh nyata. Orang Jepang lebih senang memilih
memakai jalan memutar daripada metidaknggu pengemudi di belakangnya dengan
memotong jalur di tengah jalan raya. terus kalo pada mau beli karcis, mereka
rela ngantri dan tidak akan saling dorong.
Yang Unik di Jepang :
1.
Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehitidak sering
tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya
dengan yang berarti “kurushii / sengsara.
2.
Orang Jepang suka angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan
berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga
barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan
ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau
toko 800).
3.
Kalau musim panas, drama di TV
seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).
4. Cara baca tulisan Jepang ada dua
style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke
bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehitidak
bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman
muka berada di “bagian belakang”).
5. Tanda tangan di Jepang hampir tidak
pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko / inkan /
cap. Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai
keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat
penting, seperti beli rumah, dsb.
6. Kalau kita membubuhkan tanda tangan,
kadang akan ditanya orang Jepang: ini bacanya bagaimana? Kalau di Jepang saat
di perlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama
mereka dalam huruf Kanji, sehitidak bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita
biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hitidak tidak bisa ditiru /
dibaca oleh orang lain.
7.
Acara TV di Jepang didominasi oleh
masak memasak.
8.
Fotocopy di Jepang self-service,
sedangkan di Indonesia di-service.
9. Jika naik taxi di Jepang, pintu di
buka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
10. Pernah tidak melihat cara orang
Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”…. dengan jari tangannya? Kalau kalian
perhatiin, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia
umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking
ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang,
setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan
cara menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya
akan ditekuk / ditutupkan ke telapak tangan.
11.Sepeda tidak boleh dipakai
boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak
yang di boncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang
diboncengkan. Bila dilatidakr, dendanya maksimal 20 ribu yen.
12. Kalo naik eskalator di Tokyo, kita
harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang
terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan kalo kita tidak langsung
naik.
13. Pacaran di Jepang sungguh hemat,
traktir-traktiran bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum jadi
suami-istri, siapin duit buat bayar sendiri-sendiri.
14. Nganter jemput pacar juga bukan
budaya orang Jepang. Kalo mau ketemuan, ya ketemuan di stasiun.
15. Jangan pernah sekali-kali bilang ke
orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu di atidakp tidak sopan. Ke
rumahnya cuma kalo udah diijinin.
16. “Aishiteru” yang berarti aku cinta
kamu, jarang dipake sama orang pacaran, kecuali kalo mereka bener-bener udah
mau nikah. Biasanya mereka make “Daisuki desu” buat ngungkapin kalo mereka
sayang sama pacarnya.
17. Sebelum bepergian, biasanya orang
Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu
sebabnya kalo ada orang bawa payung, pasti kita bakal liat orang yang lainnya
lagi bawa payung juga. Dan perempatan Shibuya adalah tempat yang paling menarik
ketika hujan, karena dari atas kita akan melihat lautan payung yang
berwarna-warni.
18. Bunga sakura adalah bunga yang
spesial di Jepang, karena bunganya hanya tumbuh 2 minggu selama setahun. Ketika
tumbuh, bunganya memenuhi seluruh pohon, tanpa daun. Setelah 2 minggu, ga ada
satupun bunga sakura, yang ada hanyalah daun-daun hijau, tanpa bunga, dan jadi
tidak menarik lagi.
19.Di Indonesia, kita bakal dapet duit
kalo kita ngejual barang bekas kita ke toko jual-beli. Tapi di Jepang, kita
malah harus bayar kalo mau naro barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya
kenapa orang Jepang lebih milih nitidaklin TV bekas mereka gitu aja kalo mau
pindah apartemen.
20. Di perempatan jalan Kyoto,
perempatan jalan yang kecil, tidak ada mobil sama sekali, tapi ada lampu merah,
pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna
merah. Mereka santai aja, baca koran, ngobrol, ngerokok, dan kemudian jalan
lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal tidak ada mobil yang lewat satupun.
Mungkin kalo mereka ngelatidakr peraturan juga tidak akan celaka.
21. Mereka tidak percaya Tuhan
(mayoritas atheis), tapi mereka bisa disiplin dan taat sama peraturan. Mungkin
karena itu negara mereka maju
0 comments:
Post a Comment